6 Indikasi Kepemimpinan Buruk yang Tidak Boleh Diabaikan

Apiary Coworking Space
4 min readMar 1, 2021

Dalam sebuah perusahaan atau organisasi, tentunya sangat diperlukan adanya sebuah pemimpin. Menjadi pemimpin adalah suatu hal yang tidak mudah dilakukan oleh setiap orang. Tidak jarang, gaya kepemimpinan yang buruk di sebuah perusahaan atau organisasi akan berujung pada keluarnya anggota dari sebuah organisasi tersebut. Lalu, apa indikasi yang menandakan bahwa cara memimpin suatu organisasi dapat dikatakan buruk?

Berikut setidaknya kami telah membuat artikel yang berjudul “6 Indikasi Kepemimpinan Buruk yang Tidak Boleh Diabaikan

1. Mereka yang kekurangan empati

Sumber gambar: kompasiana.com

Dalam perjalanan menjadi seorang pemimpin, sering kali dihadapkan oleh berbagai masalah yang berhubungan dengan emosional. Menunjukkan empati yang tulus merupakan salah satu ciri pemimpin yang baik. Selain empati yang tulus, seorang pemimpin yang baik juga harus menunjukkan empati yang alami. Alami di sini mengartikan bahwa empati tidak bersifat “berpura-pura sampai menyentuh hati para anggotanya”.

Seorang pemimpin yang baik sudah seharusnya memikirkan keadaan, gejolak emosional, dan tantangan hidup dari setiap anggotanya. Dengan menunjukan empati, bukan hanya akan mendekatkan pemimpin dengan anggotanya saja, tetapi akan tumbuh rasa membantu antar anggota dalam sebuah organisasi atau perkumpulan.

2. Mereka yang tidak mengenali anggotanya

Sumber gambar: Liputan6.com

Semudah dan sesimpel menunjukan apresiasi terhadap anggota atas kontribusi dan pencapaiannya merupakan suatu hal yang kecil namun dapat memberikan dampak yang nyata.

Pemimpin yang buruk biasanya hanya akan berorientasi kepada kinerja dan hasil dari pekerjaan anggotanya tanpa memperhatikan kondisi pribadi dari anggota tersebut. Salah satu cara untuk mengetahui kondisi pribadi seseorang adalah dengan mengenali dirinya lebih dalam.

Kamu dapat memulai mengenali anggota dengan cara menanyakan secara empat mata hal-hal yang tidak berkaitan dengan pekerjaan. Selain meningkatkan kedekatan, para anggota juga akan merasa nyaman sehingga produktivitas bekerja juga akan meningkat

3. Mereka yang anti kritik

Sumber gambar: persmanifest.com

Kritik dan evaluasi merupakan hal yang penting dalam hidup, tak terkecuali dalam dunia pekerjaan ataupun saat organisasi. Tak jarang ditemui pemimpin yang bersifat anti kritik seakan-akan semua arahan dan petunjuk secara mutlak harus mengikuti perkataan pemimpin.

Memiliki pemimpin yang anti kritik tentu akan membuat anggotanya tidak nyaman karena ruang bagi anggota untuk berproses akan menyempit. Pemimpin yang baik biasanya akan menerima saran, kritik, dan evaluasi dengan seluas-luasnya tanpa terkecuali.

4. Mereka yang suka memerintah

Sumber gambar: tempatasik.com

Boss: Memerintah, Leader: Memandu”

Satu kalimat yang pendek namun memiliki makna yang mendalam. Biasanya, seorang leader akan memandu, menuntun, dan memberikan anggotanya andil dalam membuat keputusan. Lain hal dengan pemimpin bertipe boss, sebagai anggota biasanya diwajibkan untuk patuh dengan keputusan dan arahan yang dibuat oleh pemimpin bertipe boss.

Sebagai seorang pemimpin yang baik, kita tidak boleh memberikan keputusan dan arahan yang bersifat memerintah. Jika kita merupakan tipe pemimpin yang memerintah, maka kita disebut pemimpin yang diktator.

Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), diktator memiliki arti bahwa pemimpin yang mempunyai kekuasaan mutlak yang keputusannya tidak bisa diganggu gugat.

Biasanya, seorang pemimpin yang memiliki kecenderungan suka memerintah akan menyebabkan sekat antara pemimpin dan para anggotaanya.

5. Mereka yang tidak memberikan ruang untuk berproses

Sumber gambar: pinterest.com

Sebagai seorang pemimpin, kita tidak boleh hanya memikirkan keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan. Lebih dari itu, seorang pemimpin perlu memantau perkembangan dan kondisi para anggotanya. Seorang pemimpin seharusnya dapat menjadi fasilitator, bukan diktator bagi anggotanya.

Anggota yang diberikan ruang untuk bertumbuh dan berproses oleh pemimpinnya, biasanya akan bertahan lama dalam suatu perusahaan atau organisasi. Dalam hal ini, lingkungan bekerja juga memiliki andil yang cukup tinggi terhadap kenyamanan dan produktivitas bekerja.

6. Mereka yang secara psikis absen

Sumber gambar: Halodoc

Ketika suatu pemimpin tidak memiliki andil yang cukup dalaam keadaan psikis dari anggotanya, maka dapat disebut dengan “The Absentee Leader”. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa The Absentee Leader akan mengkibatkan pada kejenuhan bagi anggotanya sehingga produktifitas sebuah organisasi / perusahaan akan terganggu.

Pemimpin yang baik adalah mereka yang terlibat dalam hal pekerjaan dan emosional dari para anggotanya. Harapannya, dengan menunjukan empati akan meningkatkan harmonisasi di dalam sebuah organisasi atau perusahaan.

Setelah membaca artikel ini, diharapkan anda akan semakin paham dari 6 Indikasi yang menandakan adanya kepemimpinan buruk . Anda juga bisa membaca artikel-artikel menarik lainnya mengenai work ethic atau tentang leadership dari Medium Apiary melalui tautan https://apiary-coworking.medium.com/. Selamat membaca, salam sukses!

--

--